MEDAN-Tiga hari dirawat di Medan tepatnya di RSUD dr Pirngadi dan
RSUP Adam Malik, bayi berkepala dua anak Poniman dan Lasmini asal
Langkat akhirnya meninggal dunia. Bayi malang itu meninggal sekitar
pukul 12.00 WIB di Ruang Perinatologi, Rindu B RSUP Adam Malik Medan.
Bayi yang diberi nama oleh Poniman, Trio dan Rio, tersebut meninggal
akibat kelainan jantung dan paru-paru sehingga mengganggu pernapasan
sang bayi.
Dr Pertin Sianturi SpAK, Supervisor Perinatologi RSUP Adam Malik
menyatakan, bahwa bayi yang datang dari RS Pirngadi dan telah dirawat
selama 24 jam. Dikarenakan fasilitas di Pirngadi terbatas akhirnya di
rujuk ke RSUP Adan Malik Medan. Namun, bayi malang tersebut telah
meninggal dunia akibat gangguan pernapasan.
“Meninggalnya karena fungsi-fungsi vital dari paru-paru dan kedua
jantung yang tidak berfungsi dengan baik. Ini tergambar berdasarkan
fotonya dari hasil echokardiografi bahwa ini memang ada kelainan bawaan
yang sangat kompleks. Jadi membuat bayi tidak dapat bertahan lama,”
ungkap Dr Pertin.
Ia melanjutkan bahwa masing-masing organ yang dimiliki bayi asal
Langkat tersebut yakni 2 jantung, 2 paru-paru (Poniman menyebut tiga), 2
tulang punggung tetapi dengan kelainan-kelainan yang multiple atau
kelainan yang sangat banyak. Sehingga sangat berisiko untuk bayi
tersebut bertahan.
Untuk penyebabnya, Pertin melanjutkan bahwa banyak faktor. Mungkin
salah satunya faktor gizi. Namun ia tidak bisa menentukan satu faktor
yang memang menyebabkan kelainan pada bayi tersebut. “Tapi kalau kita
liat dari kondisi keluarganya salah satunya faktor makanan,” terangnya.
Saat ditanyakan bahwa keluarga Poniman dan Lasmini yang tak pernah
memiliki riwayat kembar, ia mengatakan bisa saja terjadi pada siapa
saja. Dan bisa juga terjadi bayi kembar dengan gagal pisah, maka
perkembangan selanjutnya akan terganggu juga.
“Bayi kelainan ini bisa selamat kalau kelainan bawaannya itu minim
atau kelainan bawaan tadi tidak sampai mengakibatkan fungsi paru-paru,
ginjal, dan jantung terganggu. Tapi ini kan kelainannya ada di jantung
dan paru-parunya dan sangat komplek sehingga mengakibatkan sang bayi tak
bisa bertahan lama,” terangnya.
Poniman, ayah sang bayi terlihat begitu terpukul. Ia menuturkan
sempat dipanggil perawat untuk melihat kondisi anaknya yang melemah.
“Tiba-tiba dibilang sudah gak ada,” ucapnya menahan tangis.
Akan tetapi, ia mengaku telah mengikhlaskan kepergian sang buah hati
dan langsung membawa Trio dan Rio untuk dikebumikan di kampung
halamannya Desa Telagasaid, Seilepan, Langkat, Sumatera Utara.
Sempat sebelumnya ia menolak untuk dilakukan pemisahan pada sang buah hati. Namun, kini si kembar sudah bersama Yang Maha Kuasa.
“Saya dan isteri saya bercita-cita anak ketiga ini adalah perempuan
karena anak kami keduanya laki-laki. Yang pertama bernama Wariso (12)
dan kedua Putra Madiu (7). Yah, mudah-mudahan ada rezeki lagi dan bisa
dapat anak perempuan,” tuturnya dengan tegar.
Terlihat juga Kepada Desa Seilepan dan Camat Seilepan serta Kepala
Puskesma Pangkalanbrandan mendampingi di rumah sakit. Sekitar pukul
14.30 WIB, akhirnya sang bayi dibawa pulang dengan mengendarai mobil
ambulans milik RSUP Adam Malik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar