Warga
Dusun II, Desa Karang Tengah, Kecamatan Serbajadi, Sergai digegerkan
penemuan mayat bayi perempuan di dalam goni beras ukuran 10 kilogram.
Diduga sebelum tewas, kepala bayi berusia 3 hari itu dibanting terlebih
dahulu.
Belum diketahui pasti siapa pelaku pembuangan bayi itu. Polsek Dolok
Masihul hingga saat ini masih melakukan penyidikan dan memintai
keterangan sejumlah saksi.
Kapolsek Dolok Masihul, AKP Darwin Kataren menyebutkan bayi berjenis
kelamin perempuan itu diperkirakan sudah tiga hari di dalam tas, dan
kondisinya sudah membusuk, kulitnya bahkan sudah terkelupas, sedangkan
tali pusarnya sudah mengering.
“Saat ini kita masih melakukan penyelidikan dan mencari tahu siapa
ibu dari bayi yang tidak berdosa itu. Guna melengkapi penyidikan, mayat
bayi langsung di bawa ke RSU Pirngadi Medan guna keperluan otopsi. Dan
kasus ini masih dalam penyelidikan siapa pelakunya,” ucapnya.
Sedangkan, Kanit Polsek Dolok Masihul, Ipda Khirul Saleh Pohan, SH
ketika dihubungi POSMETRO MEDAN mengatakan, akan melakukan pendataan
terhadap warga di sekitar lokasi penemuan serta desa tetangga. “Kita
akan berkordinasi dengan kepala desa dan kepala dusun, dan mengecek
apakah ada warga mereka yang baru melahirkan,” ucap Khairul Saleh.
Mayat bayi perempuan itu pertama kali ditemukan Wagiem (56) di
belakang rumahnya saat akan menjemur pakaian, Senin (8/7) sekira pukul
06.00 Wib. Goni yang berada di dekat jemuran pakaiannya itu langsung
menyita perhatian ibu 5 anak serta 4 cucu ini.
Bau menyengat yang berasal dari dalam goni itu pun mengganggu
penciumannya, Wagiem pun mencoba membuangnya. “Baunya seperti bangkai
udang. Saat goni yang ada tangkainya itu aku angkat, kok berat dan aku
lihat juga darah menetes dari dalam goni,” terang Wagiem.
Penasaran dengan isi tas ransel tersebut, Wagiem pun memanggil anak
lelakinya, Fandi (19). “Aku suruh dia membukannya biar tau apa
sebenarnya yang ada dalam goni itu. Setelah goni terbuka, kami melihat
dalam goni itu terdapat tas ransel warna cokelat. Hal tersebut membuat
kami penasaran. Bau yang menyengat semakin kuat setelah reseleting tas
tersebut terbuka. Ternyata masih ada lagi tas keresek (plastik asoi)
warna merah jambu yang terikat rapi.
“Terkejutnya kami, ternyata yang ada di dalam tas tersebut mayat bayi (orok) perempuan,” ucapnya.
Temuan mayat bayi perempuan itu sontak membuat warga sekitar
berdatangan untuk menyaksikan. Menurut pengakuan Wagiem, sebelum
kejadian dirinya tak mendengar suara apa pun pada malam harinya. “Kami
ada 4 orang di rumah ini dan kami tak mendengar ada orang yang
meletakkan benda itu. Malam tadi kami sekeluarga tidur cepat sekira
pukul 22.00 wib, usai menghadiri acara punggahan menyambut bulan suci
Ramadhan,” kenang Wagiem.
Miris melihat bayi malang tersebut berakhir dalam goni, Wagiem pun
berharap agar polisi segera menangkap pelakunya dan mencari tahu ibu
bayi tersebut. Untuk di kawasan tinggalnya, Wagiem tak mengetahui ada
warganya yang hamil.
Sementara itu, menurut Musiem, bidan desa setempat menyebutkan kalau
bayi tersbeut diperkirakan dilahirkan Minggu (7/7) sore. Hal tersebut
melihat kondisi tali pusar si bayi.
Tali Pusar Belum Putus
Menurut keterangan medis di RSU dr Pirngadi Medan, bayi perempuan
tersebut diyakini dibunuh, dengan cara kepala dibanting terlebih dahulu.
Setelah tewas barulah dibuang.
“Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, untuk sementara kita temukan
tanda bekas penganiayaan pada mayat bayi yang tali pusarnya belum putus
itu. Kepala remuk dan rahangnya patah,” jelas salah seorang petugas
forensik RSUD dr Pirngadi Medan, Senin (8/7) sekitar pukul 11.30 wib.
Ditambahkannya, mayat bayi tersebut diperkirakan berusia tiga hari
dan meninggal sekitar dua hari lalu. “Usianya diperkirakan tiga hari dan
meninggal sekitar dua hari lalu. Ukuran bayi sekitar 55 cm dan panjang
tali pusarnya 38 cm, belum juga tercabut,” tambah sumber tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar